Gaya Hidup sederhana Rasulallah
Assalamualaikum Wr.Wb
Saat Rasulullah SAW bertanya kepadanya, Umar menjawab bahwa kaisar Roma dan penguasa Persia tidur di atas ranjang yang terbuat dari emas dan kain sutra halus, sedangkan utusan Allah hanya beralas mantel kasar.
Riwayat lainnya berasal dari tuturan seorang istri Rasulullah SAW, Hafshah binti Umar bin Khaththab. Dia ditanya perihal alas tidur Rasulullah SAW. Dijelaskannya bahwa alas tidur suaminya adalah kain wol kasar yang dilipat dua.
Suatu malam, tebersit di benakku untuk melipatnya menjadi empat. Ternyata paginya beliau (Rasulullah SAW) bertanya, `Apa yang kau jadikan alas tidurku tadi malam?' Aku menjawab, `Itu adalah alas tidurmu.
Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa Umar bin Khaththab pernah menangis terharu karena melihat alas tidur Rasulullah SAW yang begitu kasar sampai-sampai meninggalkan bekas pada tubuhnya.
Saat Rasulullah SAW bertanya kepadanya, Umar menjawab bahwa kaisar Roma dan penguasa Persia tidur di atas ranjang yang terbuat dari emas dan kain sutra halus, sedangkan utusan Allah hanya beralas mantel kasar.
Riwayat lainnya berasal dari tuturan seorang istri Rasulullah SAW, Hafshah binti Umar bin Khaththab. Dia ditanya perihal alas tidur Rasulullah SAW. Dijelaskannya bahwa alas tidur suaminya adalah kain wol kasar yang dilipat dua.
Suatu malam, terbesit di benakku untuk melipatnya menjadi empat. Ternyata paginya beliau (Rasulullah SAW) bertanya, `Apa yang kau jadikan alas tidurku tadi malam?' Aku menjawab, `Itu adalah alas tidurmu.
Hanya saja, tadi malam aku lipat menjadi empat. Aku pikir, itu akan lebih nyaman untukmu.' Lalu, beliau bersabda, `Kembalikan lagi kepada keadaannya semula (dilipat menjadi dua). Ketahuilah, kenyamanannya telah menghambatku (mendirikan) shalat tadi malam.'
Rasulullah SAW menjadi guru yang paling agung karena tidak sekadar mengajarkan konsep-konsep abstrak mengenai kebaikan, melainkan juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Perkataan dan perbuatan seiring dan searah. Dalam sebuah riwayat, `Aisyah pernah ditanya perihal akhlak Rasulullah SAW.
Dia menjawab bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah Alquran. Nabi Muhammad SAW juga dijuluki sebagai Alquran berjalan. Akan tetapi, sosok yang wafat dalam usia 63 tahun ini tidak pernah mengharapkan perlakuan yang berlebih-lebihan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Umar bin Khaththab, Rasulullah SAW berpesan kepada umat Islam agar tidak mengikuti jejak kaum Kristen dalam memperlakukan nabinya, Isa bin Maryam. Seperti diketahui, kaum Kristen dengan gegabah menganggap Nabi Isa sebagai anak Tuhan sehingga menjerumuskan mereka kepada jalan kesesatan. Aku hanyalah hamba Allah. Utusan dan hamba Allah,kata Nabi Muhammad SAW.
Di tempat berbeda, Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya akhlak dalam kehidupan sosial. Begitu urgennya persoal an akhlak ini sampai-sampai dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Akhlak tidak hanya diterapkan kepada sesama Muslim, melainkan juga seluruh manusia dari beragam agama maupun suku bangsa. Bahkan, penerapan akhlak juga tetap diutamakan kala berperang melawan kaum musyrik yang agresif.
Dalam buku Muhammad: His Character and Conduct(2003), Adil Salahi memaparkan tentang budi pekerti Rasulullah SAW pada masa peperangan. Pada dasarnya, Rasulullah SAW memaklumkan perang hanya sebagai siasat mempertahankan diri kolektif umat Islam dari serangan militer kaum kafir. Tidak pernah satu pun perang pada masa hidup Rasulullah menjadi jalan penjajahan kaum Muslim atas non-Muslim.
Setelah Perang Badar, misalnya, Allah meletakkan kemenangan di atas kubu Muslimin. Pasukan islam mendapati tawanan perang
Nama : Ernawati dewi
Nim : 20.01.I.1890
Prodi : pendidikan agama Islam
Semeter : 6B
Mata Kuliah : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dosen Pembimbing : Sunu P Baskoro, M.Si
Sebelum menginjak ke pembahasan gaya hidup, saya ingin menyampaikan rasa prihatin terhadap kondisi manusia masa kini. Zaman yang semakin canggih dengan kemajuan teknologinya saat ini, membuat orang-orang semakin jauh dari ajaran islam. Banyak dari kita menjadi lalai karena terlalu sibuk memainkan HP-nya yang kebanyakan dipakai untuk hal-hal yang kuran bermanfaat, penyebaran berita hoax atau berita fitnah semakin mudah dan cepat dengan tujuan untuk menjatuhkan orang lain, belum lagi kejahatan, sex bebas, dan kenakalan remaja yang bisa dilakukan dengan mudah dimana-mana tanpa menghiraukan dosa atas yang diperbuatnya
Gaya hidup yang boros, apalagi saat ini kita dihadapkan dengan kecanggihan smartphone yang sudah banyak memberikan kemudahan untuk mengatur hidup kita, dari mulai aplikasi-aplikasi belanja online menyuguhkan berbagai diskon menggiurkan dan gratis ongkir yang membuat kita tergiur untuk belanja meski barang tersebut sedang tidak kita butuhkan, sampai aplikasi jasa pengantar makanan online yang tanpa kita pergi ke tempat jualannyapun kita bisa menikmati makanannya
.
Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai umat muslim agar gaya hidup yang negatif ini tidak kita tiru dalam kehidupan kita saat ini??
Maka jawabannya adalah kita harus meniru gaya hidup Rasulullah SAW.
Menurut kamus wikipedia, gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang utuk mengubahnya. Gaya hidup bisa kita lihat dari pola makan, cara berpakaian, dan lain-lain.
Gaya hidup yang seharusnya ada pada diri seorang muslim adalah gaya hidup yang sederhana seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Saat ini hidup sederhana menjadi hal yang langka dan sulit, apalagi di zaman yang semakin modern dan tempat tinggal di tengah-tengah perkotaan yang megah.
Mereka menganggap bahwa hidup sederhana adalah hidup susah yang identik dengan menderita dan miskin. Anggapan seperti ini sangat keliru dan jelas salah, kita seharusnya sadar jika setiap kesenangan dan kemewahan yang saat ini rasakan akan dimintai pertanggung jawaban, sementara kita sering lupa dengan hal itu. Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S At-Takatsur ayat 8, yang artinya “kemudian sungguh pada hari itu kamu akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu peroleh hari ini (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
Kesederhanaan Rasulullah SAW dapat kita lihat dalam sebuah hadits yang menceritakan betapa Rasulullah tidak mempunyai keinginan untuk menumpuk harta yang banyak, walaupun sebenarnya sangat mudah baginya untuk melakukan hal itu.
Rumah Rasulullah yang begitu sangat sederhana bahkan isi rumah beliau yang ada hanyalah sebuah meja dan alasnya hanya dibuat dari daun kurma yang kasar, sementara yang tergantung di dindingnya hanyalah sebuah tempat air yang sering beliau gunakan untuk berwudhu. Rasulullah benar-benar tidak mengeluhkan hal itu, selagi rumah itu membuatnya nyaman dan aman untuk anak istrinya, beliau menerima dan mensyukuri keadaan rumahnya. Beliau tidak mengejar duniawi, yang beliau utamakan adalah ukhrawinya.
Pola makan Rasulullah sangat baik, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasul menyatakan bahwa manusia hendaknya menjaga keseimbangan tubuhnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk udara dan sepertiga untuk air. Jangan berlebihan dalam makan karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Lalu dalam masalah jam tidur, Rasulullah tidak suka bergadang jika memang tidak ada urusan yang harus beliau selesaikan, tidur yang cukup untuk ukuran orang dewasa adalah sekitar 6-8 jam karena tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita, jika kita kurang tidur maka kita akan sulit untuk konsentrasi, berpikir jernih dan tubuh terasa lemas dan tidak bersemangat.
Rasulullah juga menganjurkan kita untuk berolah raga,dengan olah raga maka tubuh kita akan selalu sehat, bugar, peredaran darah lancar dan menjauhkan diri kita dari berbagai penyakit. Tidak lupa pula untuk hidup bersih, islam sangat menganjurkan kepada kita untuk selalu menjaga kebersihan diri, pakaian, dan tempat tinggal. Karena dengan menjaga kebersihan maka hidup kita akan sehat dan jauh dari berbagai macam penyakit. Bahkan Rasulullah sendiri berkata bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.
Selain itu, Rasulullah menganjurkan kita bersedekah, menolong orang lemah sesuai kemampuan kita, menjenguk orang sakit, saling memberi, saling sapa dan salam dengan tetangga dan orang lain, karena dengan hal ini hidup kita akan semakin tentram dan damai.
Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa tidak selamanya hidup dengan kemewahan dan gemilang harta menjadikan kita tambah berkualitas dan bahagia. Bukankah kehidupan semacam itu malah menjadikan hidup terasa sunyi, hampa, menjadikan seseorang sombong dan cinta dunia yang jelas akan menjauhkan diri kita dari cinta dan kasih Allah. Allah sangat membenci sesuatu yang berlebihan dan orang yang sombong. Hidup sederhana pasti akan lebih di cintai Allah, dan hidup dengan sederhana akan lebih bisa membuat kita bahagia, damai, tentram dan hidup akan tetap menjadi indah.
Kemudia dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa Umar bin Khaththab pernah menangis terharu karena melihat alas tidur Rasulullah SAW yang begitu kasar sampai-sampai meninggalkan bekas pada tubuhnya.
Saat Rasulullah SAW bertanya kepadanya, Umar menjawab bahwa kaisar Roma dan penguasa Persia tidur di atas ranjang yang terbuat dari emas dan kain sutra halus, sedangkan utusan Allah hanya beralas mantel kasar.
Riwayat lainnya berasal dari tuturan seorang istri Rasulullah SAW, Hafshah binti Umar bin Khaththab. Dia ditanya perihal alas tidur Rasulullah SAW. Dijelaskannya bahwa alas tidur suaminya adalah kain wol kasar yang dilipat dua.
Suatu malam, tebersit di benakku untuk melipatnya menjadi empat. Ternyata paginya beliau (Rasulullah SAW) bertanya, `Apa yang kau jadikan alas tidurku tadi malam?' Aku menjawab, `Itu adalah alas tidurmu.
Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa Umar bin Khaththab pernah menangis terharu karena melihat alas tidur Rasulullah SAW yang begitu kasar sampai-sampai meninggalkan bekas pada tubuhnya.
Saat Rasulullah SAW bertanya kepadanya, Umar menjawab bahwa kaisar Roma dan penguasa Persia tidur di atas ranjang yang terbuat dari emas dan kain sutra halus, sedangkan utusan Allah hanya beralas mantel kasar.
Riwayat lainnya berasal dari tuturan seorang istri Rasulullah SAW, Hafshah binti Umar bin Khaththab. Dia ditanya perihal alas tidur Rasulullah SAW. Dijelaskannya bahwa alas tidur suaminya adalah kain wol kasar yang dilipat dua.
Suatu malam, terbesit di benakku untuk melipatnya menjadi empat. Ternyata paginya beliau (Rasulullah SAW) bertanya, `Apa yang kau jadikan alas tidurku tadi malam?' Aku menjawab, `Itu adalah alas tidurmu.
Hanya saja, tadi malam aku lipat menjadi empat. Aku pikir, itu akan lebih nyaman untukmu.' Lalu, beliau bersabda, `Kembalikan lagi kepada keadaannya semula (dilipat menjadi dua). Ketahuilah, kenyamanannya telah menghambatku (mendirikan) shalat tadi malam.'
Rasulullah SAW menjadi guru yang paling agung karena tidak sekadar mengajarkan konsep-konsep abstrak mengenai kebaikan, melainkan juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Perkataan dan perbuatan seiring dan searah. Dalam sebuah riwayat, `Aisyah pernah ditanya perihal akhlak Rasulullah SAW.
Dia menjawab bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah Alquran. Nabi Muhammad SAW juga dijuluki sebagai Alquran berjalan. Akan tetapi, sosok yang wafat dalam usia 63 tahun ini tidak pernah mengharapkan perlakuan yang berlebih-lebihan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Umar bin Khaththab, Rasulullah SAW berpesan kepada umat Islam agar tidak mengikuti jejak kaum Kristen dalam memperlakukan nabinya, Isa bin Maryam. Seperti diketahui, kaum Kristen dengan gegabah menganggap Nabi Isa sebagai anak Tuhan sehingga menjerumuskan mereka kepada jalan kesesatan. Aku hanyalah hamba Allah. Utusan dan hamba Allah,kata Nabi Muhammad SAW.
Di tempat berbeda, Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya akhlak dalam kehidupan sosial. Begitu urgennya persoal an akhlak ini sampai-sampai dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Akhlak tidak hanya diterapkan kepada sesama Muslim, melainkan juga seluruh manusia dari beragam agama maupun suku bangsa. Bahkan, penerapan akhlak juga tetap diutamakan kala berperang melawan kaum musyrik yang agresif.
Dalam buku Muhammad: His Character and Conduct(2003), Adil Salahi memaparkan tentang budi pekerti Rasulullah SAW pada masa peperangan. Pada dasarnya, Rasulullah SAW memaklumkan perang hanya sebagai siasat mempertahankan diri kolektif umat Islam dari serangan militer kaum kafir. Tidak pernah satu pun perang pada masa hidup Rasulullah menjadi jalan penjajahan kaum Muslim atas non-Muslim.
Setelah Perang Badar, misalnya, Allah meletakkan kemenangan di atas kubu Muslimin. Pasukan islam mendapati tawanan perang
Semoga kita bisa mencontohkan gaya hidup seperti Rasulullah sehingga kita dapat selamat dari kebencian Allah dan mendapat kasih saya Allah SWT serta di surga dapat berkumpul dengan Rasulullah SAW. Amiin ya Allah.
Tulisan ini dikutip dari https://khazanah.republika.co.id/berita/p0hgq4313/kesederhanaan-rasulullah
( Terimakasi atas ilmunya )
Komentar
Posting Komentar